Ekspektasi hantaman Gelombang

Dewi lestari. Siapa yang tidak mengenal musisi yang sukses bermetamorfosis menjadi penulis ini. Beberapa karyanya terbilang sangat fenomenal di dunia sastra. Sebut saja perahu kertas, madre, dan serial kisah supernova. Tentang yang terakhir, artis yang punya nama pena Dee ini telah membuat beberapa judul serial supernova.

Tahun ini Dee kembali meluncurkan buku serial supernova terbaru. Gelombang judulnya. Cukup singkat judulnya, namun lumayan tebal bukunya. Total ada 465 halaman Dee bercerita tentang kisah Gelombang ini.

image

Gelombang - photo by HS (2014)

              (Gelombang – photo by HS2014)

Sama seperti buku serial supernova lainnya, Dee membuka kisah Gelombang ini dengan menyisipkan kisah tentang Gio Alvarado yang masih kebingungan mencari Diva Anastasia, yang menghilang di belantara hutan di benua Amerika Selatan. Para penyuka kisah Supernova pasti hapal siapa Gio dan Diva. Saya curiga Gio dan Diva ini akan menjadi benang merah penghubung tokoh tokoh supernova seperti Bodhi (Akar), Elektra (Petir), Zarah (Partikel), seorang tokoh baru dalam Gelombang, serta satu atau dua tokoh baru dalam novel serial supernova berikutnya (Intelegensia Embun Pagi).

Selesai menyisipkan kisah kebingunan Gio, Dee langsung melompat ke tahun 1990 dengan setting sebuah desa tradisional di pedalaman Sumatera Utara. Sianjur mulamula nama desanya. Diceritakan, sekeluarga batak yang tinggal di desa tersebut memiliki tiga anak. Uton, Eten, dan Ichon, adalah tiga bersaudara bermarga Sagala yang tinggal di Sianjur Mulamula. Bapaknya merupakan salah seorang pelakon tradisi Gondang. Sebuah tradisi suku batak terkait pemanggilan arwah leluhur. Dari sinilah cerita seorang Alfa Sagala, tokoh utama dalam Gelombang, bermula.

Ichon, anak bungsu Sagala,  sangat sensitif sekali ketika upacara Gondang dilaksanakan. Sebelum-sebelumnya, Ichon kecil selalu diungsikan apabila upacara Gondang dilakukan. Hingga berusia 12 tahun pada tahun 1990, Ichonpun mulai mengetahui upacara Gondang dari dekat, walaupun tidak terlibat langsung. Dan gara gara upacara Gondang di usia ke 12 itulah Ichon memulai petualangan aneh terkait jati dirinya.

Awalnya secara tiba tiba Ichon ditawari menjadi murid dukun sakti di kampungnya dan dukun sakti dari kampung sebelah. Ompu Togu Urat, dan Ompu Ronggur Panghutur. Kejadian yang sangat memusingkan bagi anak kelas enam sd yang belum paham apa apa. Ichon merasa tidak nyaman dengan situasi ini. Yang ia tahu, dirinya mulai kesulitan untuk tidur karena dihantui “sesuatu” yang berkaitan dengan upacara mistis Gondangan tersebut. Hingga bagian ini, saya masih masih bertanya tanya ke mana arah cerita Dee ini. Apakah fiksi ilmiah seperti judul judul serial sebelumnya, ataukah cerita mistis yang mengandung unsur magis untuk menarik pembaca.

Kejutan kecil mulai terjadi ketika Ichon bertemu dengan Nai Gomgom, dukun beranak di desa tersebut,  yang memberi petunjuk tentang siapa yang harus dipilih Ichon untuk menjadi gurunya. Saya pikir, Dee akan menceritakan hal hal magis suku batak di bagian ini. Tapi ternyata tidak, adegan berikutnya cukup membuat pembaca sedikit terhenyak ketika salah satu dari dua dukun itu berusaha melenyapkan Ichon, yang diduga akan memiliki kekuatan magis di masa yang akan datang. Bagian ini akan berkaitan dengan ratusan halaman berikutnya yang menjelaskan tentang infiltran, peretas, dan savara.

Pasca kejadian itu, Ichon memulai pengalaman pencarian jati diri tentang siapa dirinya. Berbekal puzzle puzzle petunjuk, Ichon pun berkelana dari satu desa, ke kota lain, hingga menjelajah setengah bulatan bumi.

Lompatan yang diceritakan Dee tentang Ichon, membuat saya sedikit mengernyit bingung karena merasa apa yang ditulis Dee kurang runtut dan agak “nggak-masuk-akal”.  Ichon, yang dibawa merantau Bapak-Mamaknya ke Jakarta, mengalami perubahan drastis dalam hidupnya.  Tidak lama cerita bersetting di Jakarta, tiba tiba Dee membawa Ichon “terbang” ke New York. The City That Never Sleep. Never sleep, mungkin itu sebuah petunjuk dari Dee untuk menceritakan Gelombang ini sehingga memilih New York sebagai settingnya

Ichon, yang menjelma menjadi Alfa Sagala, diceritakan dengan mudahnya dibawa ke Amerika oleh seorang suku batak bermarga Gultom untuk menggantikan kakaknya yang tidak berani merantau ke negeri penuh mimpi tersebut. Di Amerika, petualangan Alfa Sagala dimulai. Kesulitan tidur yang dialami Alfa tetap berlangsung. Sosok yang menghantui Ichon kecil juga turut serta hingga kehidupan Alfa Sagala di Amerika. Tanpa ada clue di awal keberangkatan Alfa ke Amerika, Dee mengisahkan bahwa Alfa adalah pendatang haram di Amerika. Dan yang membuat saya berkerut kening “emang segampang itu ya masuk Amerika, bahkan menjadi pendatang harampun bisa dicapai melalui perjalanan udara”. Sampai bagian ini saya masih berusaha menikmati runutan kejadian yang menimpa Alfa Sagala. Alfa yang selalu menghindari tidur lebih dari dua jam, dan selalu berusaha terjaga di malam hari, memanfaatkan waktu meleknya untuk belajar apapun. Sehingga dia menjadi lebih pintar untuk pria muda seusianya. Alasan yang dibuat Alfa, dia takut tidur lama karena ada hal buruk yang sering menghantuinya pada saat tidur. Jaga Portibi namanya. Kepintaran Alfa mengantarkan dia ke gerbang kesuksesan yang diimpi-impikan setiap orang. Beasiswa penuh di salah satu universitas di Amerika, kemudian bekerja sebagai di Wall Street. Sehingga pada lompatan setting tahun selanjutnya, Alfa sudah menjelma menjadi eksmud yang tidak kekurangan uang. Padahal, di awal cerita ketika merantau ke Jakarta, keluarga Alfa harus berhutang ke sana sini untuk membiayai kepergian Alfa ke Amerika. Buat saya ini tidak masuk akal.

Oke, kita kesampingkan kemujuran-kemujuran yang diberikan Dee selaku pencipta tokoh Alfa Sagala kepada manusia karangannya itu. Kembali ke fokus cerita tentang gangguan tidur yang kerap dialami Alfa. Kondisi ini membawa Alfa berkenalan dengan dokter muda bernama Nicky Evans yang membantunya untuk therapi tidur. Perkenalan “tak sengaja” dengan Nicky membawa Alfa bertualang hingga ke negeri atas angin, Tibet. Berdasarkan petunjuk petunjuk yang diperoleh di mimpinya, Alfa mengunjungi Tibet untuk mencari seorang dokter di negeri Dalai Lama itu. Dokter yang dipercaya dapat menyembuhkan gangguan tidur Alfa ini bernama dokter Kalden.

Perjalanan Alfa setidaknya membuahkan hasil. Di Tibet, Alfa mulai menemukan jawaban atas kepingan kepingan puzzle yang senantiasa mengganggu malam malam tidurnya. Mimpi aneh yang ternyata bukan mimpi, melainkan dimensi lain, serta siapa jati diri Alfa sebenarnya, mulai terkuak pada bagian ini.

Ciri khas Dee dalam serial Supernova tidaklah hilang. Dee menyisipkan pengetahuan pengetahuan yang membuat saya sempat mencari informasinya melalui mesin google. Kata seperti oneironaut, lucid dream, REM, NREM, hingga kandungan kandungan zat dalam makanan yang berhubungan dengan hormon yang mendorong seseorang cepat terlelap.

Saya angkat jempol untuk kepiawaian Dee berimajinasi dan menuangkannya dalam diksi yang enak dicerna. Hanya satu jempol saja yang saya angkat untuk karya Dee yang satu ini. Entah berapa lama Dee menulis novel ini, saya tidak tahu persis. Menurut saya, novel ini diselesaikan Dee sedikit tergesa gesa. Saya sempat menyebut jalan cerita yang dijalin sedikit absurd. Namun demikian, meskipun lompatan lompatan cerita yang dialami Alfa Sagala terasa janggql di otak saya, saya cukup menikmati pilihan kata yang dituliskan Dee dalam Gelombang ini.

Oya, agar tidak terjadi distraksi informasi dan jalinan kisah, sebaiknya anda membaca rangkaian kisah sebelumnya. Meskipun tidak ada sangkut paut secara cerita antara satu seri dengan seri lain, namun benang merah dari cerita ini sudah mulai terlihat meskipun samar samar. Misalnya keterhubungan Alfa dan Bodhi dari sebuah sketsa perempuan bernama Ishtar. Dan di seri petir, Bodhi dan Elektra juga sudah mulai terhubung. Jadi kemungkinan Alfa juga akan terhubung kepada Elektra dan juga Zarah. Tinggal menantikan dua tokoh lainnya yang akan diciptakan Dee untuk menggenapkan para ksatria Supernova ini.

Sepertinya clue dalam judul “Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh” sedikit terkuak pada gelombang ini. Mungkin pada bagian “Intelegensia Embun Pagi” semua benang merah Supernova akan semakin jelas.

Akhirnya, saya memutuskan untuk merekomendasikan buku ini bagi anda yang mengikuti cerita Supernova dari awal.  Agar tidak terjadi kepenasaranan tentang para ksatria supernova, jika anda belum membaca seri sebelumnya, sebaiknya anda membaca dulu buku Supernova. (HS)

Bdg 24102014
Ditulis dan diunggah via minote

5 pemikiran pada “Ekspektasi hantaman Gelombang

  1. Hello,nama saya yustin saya penasaran sekalih sama blog ini.Please balas saya tertarik dengan artikel nya Ferni Asih yang di edarkan beberapa bulan lalu ,Dengan secara kebetulan saya sedang mencari majah itu ,Please tolong hubungi saya.

Tinggalkan Balasan ke hadisome Batalkan balasan