e-PUPNS yang Susah Diakses… Harus Bagaimanakah Kami?

Sejak beberapa minggu yang lalu, saya sudah mengetahui informasi tentang pendaftaran ulang pegawai negeri sipil. Beritanya waktu itu di muat di salah satu media cetak (entah Kompas atau Pikiran Rakyat). Dalam berita tersebut, disebutkan bahwa pendaftaran ulang ini wajib bagi para PNS di seluruh indonesia. Dan akan dibuka mulai tanggal 1 september 2015, dan berakhir 30 Desember 2015. Yang membuat saya sedikit terkejut adalah sanksi bagi PNS yang tidak mengisi pendaftaran ulang e-PUPNS tersebut, dinyatakan berhenti/pensiun.

Selain dari berita tersebut, broadcast pesan di laman facebook begitu cepat menyebar. Bahkan berita yang dibagikan dalam laman facebook tersebut menuliskan step by step e-PUPNS, serta apa apa saja yang perlu disiapkan dalam proses pendaftaran ulang tersebut.

Kemarin, delapan september dua ribu lima belas, saya mencoba untuk mendaftar ulang di laman http://epupns.bkn.go.id. Saya sengaja memilih waktu mendaftar ulang pagi pagi di bawah jam sembilan. Dengan harapan saya akan lebih mudah mengakses website pendaftaran ulang tersebut. Namun apa daya, ternyata laman tersebut sangat sulit untuk diakses. Berulang kali saya mencoba mendaftar untuk mendapatkan nomer registrasi, berulang kali pula laman tersebut tidak bisa diakses. Hal yang sama juga dialami oleh rekan kantor saya. Kami sama sama kesulitan mengakses situs dari BKN tersebut. Beberapa waktu lalu, salah seorang kawan PNS di salah satu kementerian juga  mengeluhkan betapa susahnya akses untuk mendaftar ulang sebagai PNS tersebut. Beruntung, meskipun lambat, saya berhasil mendaftar dan mendapatkan nomer registrasi. Tinggal memasukan data-data yang wajib dimasukan saja.

Tampilan Web Login Situs e-pupns.bkn.go.id

Lagi-lagi, ketika akan mengisikan data-data, seharian ini saya kesulitan mengakses situs tersebut. Begitu pula dengan rekan-rekan saya di kantor. Hampir semua gagal untuk masuk website tersebut. Tidak heran sih, situs ini akan diakses oleh jutaan PNS di seluruh Indonesia. Apalagi sanksi yang diberikan tidak main-main. DINYATAKAN BERHENTI SEBAGAI PNS! Dan waktu yang diberikan untuk mendaftar ulang pun relatif pendek. Hanya empat bulan saja. Maka, seluruh PNS di Indonesia akan berlomba-lomba mendaftar agar tidak dihentikan sebagai PNS.

Saya tidak habis pikir (makanya saya menuliskan ke-tidak habis pikir-an saya ini di sini) seberapa besar keseriusan BKN dalam persiapan e-pupns ini? Dengan jumlah PNS yang mencapai hampir 4.5 juta yang tersebar di seluruh Indonesia, apakah BKN sudah memprediksi tentang situs yang kemungkinan akan down ketika diakses bersamaan? Apalagi dengan sanksi yang jelas menyatakan PNS dinyatakan BERHENTI jika tidak mengisi e-pupns tersebut, maka seluruh PNS akan berlomba-lomba untuk mendaftarkan dirinya agar tidak DIPECAT status kePNSannya.

Selain menanyakan keseriusan BKN dalam mengelola situs pendaftaran e-pupns tersebut, saya jadi turut berpikir dengan batas waktu yang diberikan oleh pihak BKN. Empat bulan, dengan kondisi server yang naik turun, ditambah jumlah PNS yang mencapai empat juta lima ratusan orang yang secara bersamaan harus mendaftar, maka itu akan membuka peluang bagi para PNS untuk tidak terdaftar. Pertanyaan saya, apakah ini yang diinginkan oleh pihak BKN atau Kemenpan? Kalo iya, untuk apa?

Kartu Pegawai Elektronik yang dibuat BKN pada tahun 2012, ada chipnya (HS.2015)

Kartu Pegawai Elektronik yang dibuat BKN pada tahun 2012, ada chipnya (HS.2015)

Saya masih ingat, beberapa tahun lalu, ada tim dari BKN yang datang ke kantor saya. Melakukan pemotretan dalam rangka pembuatan KPE (Kartu Pegawai Elektronik). Kartunya canggih, ada chip-nya. Tapi sampai sekarang saya belum pernah menggunakan KPE tersebut, dan tidak tahu manfaat KPE tersebut. Logika bodoh saya bertanya, kalau misalnya pada tahun 2012 BKN mengadakan proyek KPE, artinya data PNS ini ada di BKN. Dengan adanya chip dalam KPE tersebut, artinya data kami, para PNS, sudah tercantum dalam database BKN. Pertanyaan saya selanjutnya, kenapa jika tidak daftar ulang, maka akan dinyatakan berhenti dari PNS? Padahal sebenarnya data kami sudah terekam. Semudah itukah menghentikan status kepegawaian seorang PNS?

Di sini saya ingin bertanya juga, seandainya seorang PNS yang ditempatkan di pelosok daerah yang masih susah sinyal internet, apakah sanksi yang sama juga tetap berlaku? Padahal itu bukan kesalahannya tidak mendaftar, tapi karena sulitnya akses internet. Jangankan teman-teman sejawat yang kesulitan mencari sinyal internet, kami yang berada di ibukota provinsi pun, kesulitan mengakses dan login ke situs e-pupns tersebut. Bukan apa apa, tahun 2006 sampai 2009 saya pernah bertugas di pelosok Cianjur Selatan. Jangankan untuk akses internet waktu itu, sinyal HP aja masih timbul tenggelam. Mungkin sekarang sudah bisa akses internet, tapi daerah yang seperti itu, saya yakin, masih ada di seluruh Indonesia. Dan saya yakin pula, di daerah yang susah akses internet tersebut, ada satu dua orang PNS yang mengabdi dengan tulus demi kepentingan masyarakat di pelosok. Lalu jika mereka akhirnya tidak terdaftar, apakah serta merta mereka akan dihentikan sebagai PNS?

Selain itu, apakah sanksi pemberhentian status PNS ini manusiawi? Di kantor, saya melihat kegigihan seorang senior yang masa kerjanya mungkin tinggal dua tahun lagi menuju pensiun. Berulangkali bapak senior ini mendaftar, berulangkali pula situs tidak bisa diakses. Saya mengapresiasi kegigihannya dalam mendaftar e-pupns ini di saat yang lain masih belum ngeh dengan pendaftaran ulang PUPNS ini. Saya kira, Beliau sangat gigih untuk mendaftar karena tidak mau tiba-tiba pengabdiannya yang sudah berpuluh tahun sebagai PNS, kemudian dinyatakan berhenti hanya karena gagal mendaftar.

ini tampilan ketika kemarin, tadi malam, dan pagi ini mencoba akses situs e-pupns (capture dari website e-pupns.bkn.go.id)

ini tampilan ketika kemarin, tadi malam, dan pagi ini mencoba akses situs e-pupns (capture dari website e-pupns.bkn.go.id)

Saya bukan ingin mengkritik BKN. Tidak. Saya pernah bekerja di Subbagian Kepegawaian. Dan saya tau menata administrasi pegawai itu tidak mudah. Saya tau, ini adalah upaya BKN untuk menata ulang administrasi kepegawaian para PNS, soalnya ada ribuan PNS fiktif. Dan pendaftaran ulang ini untuk mengikis yang fiktif fiktif tersebut. Setau saya, memang penataan administrasi kepegawaian jutaan orang itu tidak mudah. Jangankan jutaan orang, di lingkungan kantor saya saja yang Cuma 200-an orang, kami kewalahan untuk menata administrasi kepegawaian agar rapih dan baik. Di sini saya hanya ingin menanyakan keseriusan BKN dan Kemenpan RB. Apakah e-pupns ini benar-benar sudah siap? Jika iya sudah siap, mengapa tidak ada sosialisasi dari berbulan-bulan lalu? Saya bertanya ke teman-teman di daerah, mereka bahkan belum tahu akan ada pendaftaran ulang PNS. Jika iya sudah siap, mengapa server selalu down ketika kami akses untuk mendaftarkan status kepegawaian kami? Kemana saya harus bertanya tentang hal ini? (HS. 2015)

 

Update: tadi malam saya coba akses situs e-pupns tersebut, tetep gak bisa diakses. Terus pagi ini akses mau login, tetep gak bisa masuk juga… Help. Gimana ini BKN?

Parade pamer ala media sosial

Hihi judulnya sinis. Biarin ah. Da emang iya, medsos itu kadang jadi ajang pameran terselubung. Termasuk saya juga, kadang pamer pamer pergi kemana gitu, atau pamer pamer foto makanan apa gitu.

image

Pamer pamer foto di changi

Pamer pamer dikit masih mending lah, masih masuk akal, da emang namanya kebutuhan dasar manusia itu salah satunya ya pamer. Bener loh, ini bukan kata saya, tapi kata pakde maslow.

Menurut pakde maslow, kebutuhan manusia itu ada lima tingkatan. kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Nah ajang pamer pamer itu adanya di tingkatan ke empat. Butuh penghargaan hihihi.

Tapi ada positifnya sih yang suka pamer pamer ini. Positifnya adalah kita sudah memenuhi tiga kebutuhan dasar sebelumnya. Kebutuhan fisiologis kayak makan minum udah terpenuhi. Kebutuhan rasa aman bisa jadi udah terpenuhi juga. Kebutuhan rasa memiliki dan kasih sayanh juga udah terpenuhi. Kalo tiga kebutuhan itu belum terpenuhi, boro boro mau pamer di profil picture bbm atau foto foto dan status facebook. Jadi, makin banyak yang pamer di antara kita kita, artinya makin banyak yang hidupnya sudah makmur. Iya kan? Hihihi…

Nah, yang berbahaya adalah kalo pamer tentang ibadah. Emang sih, bisa jadi pamer ibadah itu konteks nya positif, ngajak orang buat ibadah juga. Tapi bisa jadi berbahaya karena yang namanya ibadah itu ga boleh pamer pamer ntar jatuhnya jadi riya. Kan sayang, ga dapat pahala… Tapi urusan pahala mah urusan Tuhan ya? Hehehe.

Nah, jadi kata saya mah pamer pamer itu sah sah saja. Yang bikin geleng kepala itu adalah kalo pamer pengen dipujinya itu dilakukan tiap hari… Itu mah bikin ecapedeh yang liat.

Sekian.(HS, 26112014)

terinspirasi status fb dan foto2 fb orang orang wkwkwk

#PersibJuara lagi

1995

Saya masih smp waktu itu. Liga indonesia baru bergulir untuk pertama kali. Final mempertemukan persib bandung dan petrokimia gresik. Saya, ikut nonton di rumah bersama abah, dan keluarga lainnya.

Pertandingan berlangsung ketat. Tidak ada gol tercipta. Hingga akhirnya, di babak kedua, sutiono  berhasil merobek gawang petrokimia putra. 1-0 bertahan hingga akhir babak. #PersibJuara liga indonesia untuk pertama kali.

2014

Hari ini kuliah digeser ke jam 4. Sepulang kuliah, saya sengaja beli martabak telor dulu karena perut lapar. Melewati jalan tilil, tampak warga yang sedang nobar di lapang puter. Padahal cuaca sedang hujan rintik rintik.

Saya buru buru pulang ke kost. Rupanya final liga super sudah mulai. Final antara persib bandung melawan persipura jayapura. Saya nyalakan tv, nonton sendirian aja.
persipura sudah unggul. Padahal waktu baru delapan menit.

Tetap optimis, toh baru delapan menit. Masih banyak waktu. Dan memang tim kebanggaan kota kembang ini berhasil menyamakan angka. Satu sama.

Persib unggul 2-1 di babak kedua. Tapi saya malah gregetan. Persib melemah. Seakan akan udah juara. Padahal waktu masih lima belas menit. Betul saja, persipura ngejar. Jadilah dua sama. Sampe menit sembilan puluh lebih sekian, angka masih sama. Huh…

image

Perpanjangan waktu dua kali lima belas menit. Dua tim berjuang mati matian. Menunjukkan kualitas juara. Tidak ada kata menyerah. Masih penuh optimisme walaupun sudah terlihat letih. Skor masih tetap sama. Dua dua.

Adu pinalti jadi keputusan akhir yang harus dilalui oleh dua tim. Satu kosong untuk persib, satu sama, dua satu persib, dua sama, tiga dua persib, tiga sama, empat tiga buat persib, persipura mental, skor empat tiga buat persib, saya bersorak. Lima tiga persib. Saya bersorak lagi. Gembira. Terharu. Penantian panjang sembilan belas tahun, terbayar lunas. #PersibJuara.

Ada hal yang menjadi pelajaran buat saya dari final liga super tadi. Jadi, setidaknya, kalaupun harus kalah, dua tim ini telah bermain baik. Memberikan yang terbaik untuk timnya masing masing. Tidak ada kata menyerah hingga akhir. Intinya kita harus Memberikan yang terbaik demi hasil yang baik. Jangan pesimis kalau mau jadi juara. Proses adalah yang utama. Kalah menang adalah masalah hasil.

Selamat buat para bobotoh di manapun, buat viking, dan seluruh pendukung persib dan warga bandung. #PersibJuara lagi.

Dulu Jambul, Sekarang Sasak Sanggul

Saya bukan pemerhati mode. Tapi karena saya punya dua mata yang saya pake jelalatan melihat ke sana kemari, mau tidak mau, saya jadi ikut melihat perubahan mode dari jaman ke jaman. Yang namanya mode, bukan hanya pakaian saja ya, tapi juga model rambut. Nah ini yang ingin saya curcolkan. Model rambut.

Bukan bukan.. bukan model rambut cewek yang super banyak dan aneh-aneh itu. Bukan. Tapi model rambut kaum saya, para pria. Saya gatel pengen curcol tentang perubahan model rambut pria dari jadul hingga sekarang. Sepanjang yang saya ingat saja sih, dan yang saya alami juga.

Dulu, jaman saya masih piyik, saya hanya bisa pasrah ketika nenek saya membawa ke tukang potong rambut di belakang rumah. Model rambut saya waktu itu dicepak belakang sampai habis, dan hanya disisain sedikit di depan. Kakak saya yang jail, menyebutnya di CAPER. Lebih gampangnya, lihat deh model rambut komedian  bernama Margono. Ya, kurang lebih begitu rambut saya waktu masih piyik sebelum masuk TK. Bagian belakang dicepak sampe se-senti, bagian depan disisain agak banyak. Jadilah modelnya aneh. Apa? Masih belum ngeh juga gimana model rambut komedian bernama Margono? Itu loh, GOGON SRIMULAT. Begitu model rambut saya jaman piyik. -_- Baca lebih lanjut

Susi Susi yang Saya Kagumi

Pertama.

Dulu, ada seorang Susi. Asal Tasikmalaya. Keturunan tionghoa namun mati-matian membela Indonesia. Susi ini prestasinya sangat mendunia. Potensinya  luar biasa, mentalnya juga baja. Susi ini memulai karir dari nol. Sejak umur 14 tahun, masih SMP kelas dua saat itu, dia memutuskan untuk menekuni bidang yang ia sukai. Mimpinya tidak sederhana, dia ingin menjadi juara dan mengharumkan nama bangsa. Jadilah ia hijrah ke Jakarta di usianya yang masih muda.

Susi ini out of the box. Ketika yang lain terbuai mimpi, Susi membangun mimpi mewujudkan cita-citanya. Berjauhan dari keluarga di usia masih belia, tidak menjadikan Susi patah semangat. Setiap hari Susi ini berlatih dengan tekun dan penuh kedisiplinan. Tidak ada waktu baginya untuk berleha-leha atau bergosip dengan teman sekamar menjelang tidur. Baginya, berlatih penuh kedisiplinan adalah sebuah kerja keras yang harus ia tempuh demi mewujudkan mimpinya. Susi ini sangat tekun berlatih. Dan latihan yang ia tekuni membuahkan hasil pada tahun 1989. Ia menjuarai Indonesia Open untuk pertama kalinya di tahun tersebut. Ia juga berhasil menjungkir balikkan lawannya dari Korea Selatan pada perebutan Sudirman Cup pada tahun yang sama.

Puncak karirnya selama beberapa tahun berhasil ia raih dengan menjuarai berbagai turnamen bulutangkis bergengsi. Momen terbaiknya adalah ketika ia berhasil memenangi medali emas olimpiade Barcelona pada tahun 1992. Gelar lain yang bergengsi, berderet dia raih sepanjang karirnya hingga tahun 1999. All England 4 kali. World Cup 5 kali. Indonesia Open 6 kali. Dan sederet gelar lainnya yang hingga saat belum bisa disamai atlet-atlet puteri lainnya.

Susi ini membuat saya kagum dengan prestasinya yang cemerlang. Kerja keras dan prestasinya yang luar biasa, sempat memotivasi saya untuk menyenangi bulutangis, hingga saya pun turut berlatih bulutangkis pada salah satu klub di kota kelahiran saya. Kalimat motivasi yang selalu saya ingat dari Susi yang satu ini adalah ‘Jangan pernah takut gagal sebelum bertanding’. Jangan nyinyir sebelum keliatan hasilnya. Sangat positif sekali, bukan?

Susi ini bernama lengkap Francisca Lucia Susi Susanti, atau lebih dikenal dengan nama Susi Susanti.

Baca lebih lanjut

Ekspektasi hantaman Gelombang

Dewi lestari. Siapa yang tidak mengenal musisi yang sukses bermetamorfosis menjadi penulis ini. Beberapa karyanya terbilang sangat fenomenal di dunia sastra. Sebut saja perahu kertas, madre, dan serial kisah supernova. Tentang yang terakhir, artis yang punya nama pena Dee ini telah membuat beberapa judul serial supernova.

Tahun ini Dee kembali meluncurkan buku serial supernova terbaru. Gelombang judulnya. Cukup singkat judulnya, namun lumayan tebal bukunya. Total ada 465 halaman Dee bercerita tentang kisah Gelombang ini.

image

Gelombang - photo by HS (2014)

              (Gelombang – photo by HS2014)

Sama seperti buku serial supernova lainnya, Dee membuka kisah Gelombang ini dengan menyisipkan kisah tentang Gio Alvarado yang masih kebingungan mencari Diva Anastasia, yang menghilang di belantara hutan di benua Amerika Selatan. Para penyuka kisah Supernova pasti hapal siapa Gio dan Diva. Saya curiga Gio dan Diva ini akan menjadi benang merah penghubung tokoh tokoh supernova seperti Bodhi (Akar), Elektra (Petir), Zarah (Partikel), seorang tokoh baru dalam Gelombang, serta satu atau dua tokoh baru dalam novel serial supernova berikutnya (Intelegensia Embun Pagi).

Selesai menyisipkan kisah kebingunan Gio, Dee langsung melompat ke tahun 1990 dengan setting sebuah desa tradisional di pedalaman Sumatera Utara. Sianjur mulamula nama desanya. Diceritakan, sekeluarga batak yang tinggal di desa tersebut memiliki tiga anak. Uton, Eten, dan Ichon, adalah tiga bersaudara bermarga Sagala yang tinggal di Sianjur Mulamula. Bapaknya merupakan salah seorang pelakon tradisi Gondang. Sebuah tradisi suku batak terkait pemanggilan arwah leluhur. Dari sinilah cerita seorang Alfa Sagala, tokoh utama dalam Gelombang, bermula.

Baca lebih lanjut

Pemimpin itu…

Assalamualaikum wr wb

Kayaknya baru kemaren ya kita lepas dari hiruk pikuk pemilu yang membawa efek unfriend-unfriend-an temen facebook. Sekarang  situasi politik lagi memanas tentang ‘keberhasilan’ DPR mengesahkan UU Pilkada. Efek pemilu yang kemaren pun kembali terulang. Saling sindir di facebook, dan saling serang, antara ‘rakyat’ yang pro dengan pilkada langsung, dan ‘rakyat’ yang pro dengan hasil pengesahan UU pemilihan Kepala Daerah melalui mekanisme DPRD.

Tadi malem, anggota Dewan yang baru saja dipilih juga sudah langsung membuat kehebohan ketika memilih pemimpin yang akan mengetuai mereka di gedung wakil rakyat tersebut. Rupanya kehebohan di senayan juga merembet ke kehebohan di dunia maya dengan melahirkan hashtag #saveceupopong. Ceu popong adalah pimpinan sidang anggota dewan dalam menentukan pemilihan ketua DPR, beliau dipilih karena dianggap sebagai anggota DPR tertua di antara seluruh anggota DPR yang ada. Hashtag #saveceupopong ini masih ramai bertebaran hingga keesokan harinya. #saveceupopong menjadi menarik karena dalam proses pemilihan Pimpinan di DPR yang diwarnai kericuhan ini, Ibu Popong Otje Djundjunan mampu memimpin sidang hingga dini hari, meskipun harus diwarnai banyak interupsi.

Baik kasus RUU Pilkada, maupun kasus #saveceupopong, jika ditarik benang merah, keduanya memiliki kesamaan. Yakni sama-sama terkait dengan pemilihan PEMIMPIN. Memang, memilih pemimpin itu bukan perkara mudah. Ada banyak kepala yang menginginkan kriteria tersendiri dalam memilih seseorang untuk menjadi pimpinannya.  Makanya setiap orang akan mempertahankan pendapatnya agar pimpinan yang sesuai dengan kriterianya, bisa memimpin kelompoknya. Dan hendaknya ketika orang sudah dipilih untuk menjadi pemimpin, maka orang tersebut harus mampu melipatgandakan tanggung jawabnya untuk mengelola orang-orang yang dia pimpin. Mengelola itu kunci dari ilmu manajemen.

Leader (Gambar dari Shutterstock photo)

Berbicara tentang menjadi pemimpin, ada baiknya kita sedikit belajar tentang kriteria yang harus dipenuhi untuk menjadi pemimpin. Siapa tau ada di antara kita yang akan menjadi pemimpin, atau malah sudah duduk di kursi jabatan di kantornya. Yaaa mau tidak mau harus belajar mengenai seni kepemimpinan.

Menurut dosen saya, menjadi seorang pemimpin itu bukanlah perkara yang mudah. Tanggung jawab yang dia emban adalah tanggung jawab dunia akhirat. Meskipun hanya memimpin lima atau enam orang dalam unit kerjanya, tanggung jawabnya akan tetap sama dengan memimpin seratus orang. Intinya menjadi pemimpin itu harus BERTANGGUNG JAWAB.

Baca lebih lanjut

Belajar

Assalamualaikum…

Apa kabar? sudah lama sekali saya tidak membuka blog ini, lama banget saya tidak menuangkan uneg-uneg di blog ini. alesan sibuk, jadi alibi saya untuk membiarkan blog ini bulukan. padahal dulu, blog ini jadi teman baik saya ketika pikiran saya mumet oleh urusan-urusan yang sama sekali bikin kepala saya pening. blog yang, kata temen saya, ga jelas karena bermacam-macam tema saya tulis di sini. padahal memang tujuan saya membuat blog ini adalah untuk melarikan diri dari rutinitas dan keterikatan, makanya isinya beraneka macam.

Gimana kabarnya? saya masih tetap belajar nulis kok. sekarang sih meningkat ke belajar menulis dengan aturan. sumpah njlimet hehehe.

oya, ngomong-ngomong soal belajar, ada sedikit yang ingin saya tuliskan di sini. nih….

orang ini sok sibuk. blognya gak pernah diupdate.

orang ini sok sibuk. blognya gak pernah diupdate.

BELAJAR

Belajar itu bisa dari mana saja. Dari orang tua, orang yang lebih tua, orang yang lebih tau, orang yang terlihat tidak tau tapi sebenernya tau, dari orang yang lebih muda, dari anak-anak, dari pengemis, dari tukang dagang, dari atasan, dari bawahan, dan tentu saja dari guru atau dosen.  Semua orang yang ada di sekitar kita adalah guru bagi kita. Jadi tak perlu malu untuk bertanya ketika kita tidak tau sesuatu. Dan tidak perlu merasa hina ketika orang yang (keliatannya) levelnya di bawah kita memberi tau kita tentang sesuatu yang kita tidak tau. Artinya mereka menginginkan kita untuk tau seperti mereka tau tentang sesuatu yang mereka tau (pusing ya?).

Hidup itu memang tidak pernah lepas dari pelajaran yang bisa kita ambil. Tak perlu malu atau gengsi untuk belajar. Karena dengan belajarlah kita menjadi tau perkara sesuatu yang awalnya kita tidak tau. Buang jauh-jauh gengsinya. Karena gengsi hanya akan menjadi blocking bagi mental kita. Buat apa gengsi dipiara? Mending miara sapi atau miara ayam. Kalo ga punya sapi atau ayam, bisa miara sapid an ayam di HP lewat game hayday (game ini yang bikin temen saya kecanduan heuheuheu).

Jangan sombong. Ketika kita sudah belajar, jangan lantas kita merasa bisa. Apa yang kita sebut bisa, bisa jadi hanya seujung kuku pengetahuan orang lain. Kalaupun kita memang bisa, apa salahnya kita tetap rendah hati, gak rugi juga bukan? Malah akan menaikan wibawa kita di mata orang lain. Ini sih pengalaman saya ya, sejak jaman SMP, saya sudah bisa memastikan, ketika saya terbersit rasa pongah atau sombong dengan berpikiran MERASA BISA, maka bisa dipastikan hasilnya akan BURUK. Dan itu selalu terbukti, ketika saya MERASA BISA, maka saya akan berleha-leha, tidak giat belajar, dan hasilnya akan anjlok. Sudah terbukti.

Ngomong-ngomong, sudah kelamaan blog ini tidak saya update. Mudah-mudahan postingan ini bisa menjadi awal baru untuk saya kembali belajar menulis. Karena dengan menulis saya banyak membaca, dan dengan membaca, artinya saya sedang belajar. Dengan belajar, artinya saya menambah pengetahuan saya. Biar ga dibilang goblok sama temen sendiri.

BTW, Besok saya mau uts matkul kepemimpinan. Dan sekarang saya terkapar tidak bisa belajar. Gara-garanya kecapean, hampir empat hari kurang tidur. Dan kalo besok saya tidak bisa mengerjakan soal, itu artinya saya memang goblok karena hari ini tidak belajar.

Sekian.

Kapan-kapan saya akan posting tentang materi kuliah kepemimpinan yang pernah saya dapet ya. Biar kita sama-sama belajar. Yaaa, ga usah gengsi, kalo memang belum punya jiwa kepemimpinan seperti saya, baca-baca lewat blog orang juga bisa menambah pengetahuan tentang kepemimpinan kok. J

Dua Tahun berlalu: Memori Ramadhan Bersamamu

 

Dua tahun berlalu.. semoga engkau mendapatkan tempat yang layak di sisi-Nya. Amin.

Masih belum lekang dalam ingatan saya, pertengahan Ramadhan dua tahun yang lalu. Seorang anak manusia yang  telah memasuki usia sepuh, terbaring dengan mata terpejam. Beliau adalah sosok yang telah menjadikan saya serta saudara-saudara saya yang lain menjadi seperti sekarang. Beliau adalah sosok yang mendidik  kami dengan tegas dan penuh disiplin, sosok yang pada masa mudanya adalah pekerja keras, sosok yang menyayangi kami namun tidak pernah terlihat cengeng menunjukkan rasa sayangnya. Saat itu kami, lima dari tujuh bersaudara, beserta ibu kedua kami, berkumpul di ruang kamar yang tidak terlalu luas itu. Bergantian membisikan kalimat-kalimat tauhid. Bergantian melantunkan ayat suci di samping beliau. Bergantian memegang tangannya agar tidak terlepas barang sedetikpun dari genggaman kami. Bergantian meneteskan air zamzam agar tidak merasa haus. Saat itu, kami tidak tahu apa yang akan terjadi. Kami berkumpul dan berdoa memohon yang terbaik untuk beliau. Dalam kondisi puasa dalam bulan Ramadhan 1433 H waktu itu, kami berdoa untuk memohon kepada Sang Maha agar memberikan yang terbaik bagi beliau.  Satu dua orang tetangga datang bergantian untuk menengok dan turut berdoa untuk orang yang kerap kami panggil Abah tersebut.

bapak dikelilingi anak mantu cucu - HS.2010

Abah dikelilingi para cucu, pada Lebaran 2010 lalu- HS.2010

oOo

Abah, begitulah beliau dipanggil semenjak punya cucu. Sepanjang usia hidupnya, Abah adalah seorang yang dekat dengan Sang Pencipta. Bacaan Alqur’an senantiasa dikhatamkan apabila bulan Ramadhan tiba. Ketika terbangun dari tidurnya pun, bisa dipastikan bahwa jam dinding masih menunjukkan jam dua dini hari. Abah (dan juga ibu) akan segera mandi air hangat dan berwudhu untuk kemudian shalat tahajud hingga menjelang waktu Subuh. Aneka doa mereka panjatkan untuk kami putera-puterinya. Kemudian setelahnya Abah akan beranjak untuk mengimami shalat subuh berjamaah di mesjid dekat rumah kami. Banyak sekali pelajaran yang tidak terasa beliau tanamkan kepada kami. Beliau mendidik kami, tujuh orang anaknya, dengan pendidikan yang berfondasikan ajaran agama. Kami diajari untuk hidup sederhana. Kami diajari untuk hidup jujur. Kami diajari untuk selalu dekat dengan Sang Maha Pencipta melalui pelajaran-pelajaran ibadah yang diberikan Abah kepada kami semua. Saat ini kami mulai sadar bahwa mendidik anak bukanlah perkara yang gampang. Setiap waktu shalat, abah mengajak kami untuk shalat berjamaah. Masuk waktu maghrib dan Isya, beliau akan memerintahkan kami untuk tidak beranjak dari ruang loteng yang dijadikan madrasah untuk belajar membaca Alqur’an bersama puluhan anak tetangga lainnya. Apabila subuh tiba, kami akan dipaksa untuk bangun dan shalat shubuh berjamaah di Mesjid yang tidak terlalu jauh dari rumah kami. Lagi-lagi bersama anak tetangga yang turut mengaji di rumah kami, setelah shalat subuh, kami diajari berbagai kajian dari kitab kuning. Safinah, Zurumiah, dan Tizan, adalah tiga kitab kuning yang saya ingat pernah diajarkan Abah kepada kami. Walaupun waktu itu otak kanak-kanak kami belum memahami apa isi dan makna tiga kitab kuning tersebut, namun Abah berulang kali meyakinkan kami, murid mengajinya, bahwa suatu saat kami akan paham dengan apa yang kami pelajari saat itu. Baca lebih lanjut

Pembunuhan Sara dan Krisis Moral di Negeri Kita

Assalamualaikum… (gaya emak gaoel)

Sudah lama sekali saya tidak memperbaharui blog ini. Dan sekarang saya sedang eling pengen meng-update dan menuangkan pendapat hasil pemikiran saya selama nongkrong pagi-pagi di kamar mandi hehehe. Opini ini lahir karena dua hari ini saya membaca berita tentang peristiwa yang mengerikan. Berita apa itu? Klik saja link ini.

Membaca berita terbaru beberapa hari ini membuat saya bergidik ngeri. Dua orang remaja yang belum genap berumur 20 tahun, tega melakukan pembunuhan keji hanya gara-gara permasalahan asmara segitiga. Tersangka pembunuh merupakan mantan pacar korban dan pacar barunya. Menurut beberapa berita yang saya baca, mereka terlibat hubungan asmara segitiga sejak jaman SMU.

foto capture dari http://news.liputan6.com/

(Photo diambil dari link http://news.liputan6.com/)

Dalam beberapa berita, disebutkan bahwa pelaku menghabisi nyawa korban karena alasan sepele. Diputusin korban. Beberapa kali minta untuk ketemu, si korban tidak pernah mau dan tidak pernah menanggapi hingga akhirnya, pacar pelaku berhasil mengajak ketemu dan membawa korban berkeliling Jakarta. Dua pelaku membunuh korban dengan cara disetrum dan disumpal mulutnya dengan menggunakan Koran pada saat pingsan hingga menutup jalan nafas. Polisi menemukan adanya Koran di tenggorokan korban.

Saya tidak ingin panjang lebar menceritakan kronologisnya. Saya hanya ingin menyoroti mengapa kejadian seperti ini bisa berulang. Belum lekang dari ingatan mengenai peristiwa pembunuhan sadis seorang manajer cantik di Bandung, yang menyita perhatian publik karena pembunuhan terjadi pada bulan Ramadhan. Kemudian pembunuhan seorang mahasiswi yang dihanyutkan di sungai di daerah Bogor, tak berselang lama setelah kasus manajer cantik tersebut. Saya jadi bertanya-tanya apakah  ini menunjukkan gejala bahwa terjadi dekadensi moral di negeri ini?

Membaca beberapa komentar dari status seorang petinggi sebuah surat kabar, sepertinya memang telah terjadi kemunduran dan kemerosotan moral yang terjadi pada anak bangsa ini. Entah apa yang salah. Yang jelas, moral kaum muda sekarang tidak sama dengan moral generasi sebelumnya. Saya berpendapat, jangan-jangan kasus pembunuhan yang dilakukan dua orang remaja yang belum genap berumur 20 tahun ini karena kebanyakan nonton sinetron atau tayangan-tayangan televisi yang banyak mengandung unsur kekerasan?

Kita tahu sendiri bahwa sinetron dan tayangan televisi Indonesia saat ini sudah jauh dari nilai-nilai yang memberikan tuntunan. Adegan caci maki, bullying, dan kekerasan (walaupun itu dikemas dalam bentuk komedi) secara tidak langsung telah merasuk ke dalam kebudayaan Indonesia yang katanya ramah dan santun. Tontonan-tontonan tersebut sangat membahayakan apabila ditonton oleh kalangan awam yang belum bisa membedakan antara realita dan imajinasi. Dua pelaku remaja pembunuh bisa jadi terilhami tayangan yang mereka tonton. Secara tidak langsung, adegan demi adegan kekerasan merasuk ke dalam otak mereka, dan mereka cerna sebagai sesuatu yang lazim dan wajar untuk dilakukan. Opini ini saya kemukakan berdasarkan kenyataan bahwa pasca kejadian, kedua pelaku seolah-olah tidak merasa bersalah dengan memposting kicauan mereka di twitter dan melayat ke rumah duka.

Saya tidak tahu bagaimana latar belakang kedua pelaku sebelumnya. Apakah mereka dibesarkan di lingkungan yang penuh dengan krisis ataukah mereka terbiasa dengan tontonan yang tidak layak dikonsumsi oleh anak-anak seusia mereka.

Misalnya memang mereka dibesarkan di lingkungan yang penuh dengan kasih saying dan pendidikan yang baik. Tetap saja ternyata itu tidak cukup. Ternyata tontontan yang mereka lihat, ataupun games yang mereka mainkan yang mengandung unsur kekerasan, masuk secara perlahan-lahan ke dalam otak mereka. Sehingga akhirnya mereka terhabituasi dengan kekerasan seperti itu. Mereka menjadikan kekerasan menjadi sesuatu yang tidak lagi tabu untuk dilakukan terhadap sesama manusia. Tentang bagaimana otak terhabituasi, analoginya bisa dibaca di link ini.

Bayangkan saja di usia 19 tahun, disaat remaja seusia mereka seharusnya berkarya dengan kegiatan positif, kedua pelaku ini sudah mempunyai otak kriminal untuk membunuh mantan pacar dengan cara sadis. Pastilah ada yang salah dengan keduanya. Alasan khilaf rasanya sudah tidak lagi masuk akal.

Di luar itu, ada faktor utama yang sangat berpengaruh terhadap merosotnya moral bangsa ini. Itu  tidak lain adalah sistem pendidikan kita. Tidak ada lagi pendidikan moral yang mengajarkan cara bersopan santun terhadap sesama, tidak ada lagi pendidikan budi pekerti yang mengajarkan etika.

Baca lebih lanjut